Kamis, 28 Juli 2016

MASALAH KEPENDUDUKAN DI KUALA LUMPUR

haii guys ?
mahasiswa arsitektur yah?
iya kemarin saya juga dapat tugas di mata kuliah Arsitektur kota dan pmukiman 1. 
kita di suruh mencari permasalahan - permasalahn di kota - kota besar, kebetulan saya di suruh mencari permasalahn di kota Kuala Lumpur Malaysia
jadi silahakan di baca guys hehe 

MASALAH KEPENDUDUKAN DI KUALA LUMPUR

A.   Latar belakang
Diperkirakan Kuala Lumpur memiliki jumlah penduduk sebesar 1,58 juta jiwa pada tahun 2006. Kepadatan penduduknya adalah 6.502 penduduk per kilometer persegi (16.840 /mil persegi). Dengan perkiraan jumlah penduduk metropolitan sebesar 6,9 juta pada tahun 2007, Kuala Lumpur dapat dianggap sebagai primate city. Penurunan tingkat kelahiran yang berlanjut di Kuala Lumpur telah menyebabkan persentase penduduk di bawah usia 15 tahun turun dari 33% pada tahun 1980 ke 27% pada tahun 2000. Sebaliknya, golongan usia bekerja 15–59 tahun justru meningkat dari 63% (1980) menjadi 67% (2000). Persentase penduduk berusia tua (60 tahun ke atas) juga naik dari 4% (1980) ke 6% (2000).
Berdasarkan hasil sensus, persentase penduduk Bumiputera di Kuala Lumpur adalah sekitar 38% pada tahun 2000, sementara persentase orang Cina dan India masing-masing sebesar 43% dan 10%. Fenomena penting yang terjadi di kota ini adalah peningkatan penduduk asing di Kuala Lumpur, yang kini meliputi 9% dari jumlah penduduk kota.

B.    Rumusan Masalah

Rumusan masalahnya di antara lain sebagai berikut :

1.     Apa pengertian migrasi dan urbanisasi ?
2.     Apa perbedaan keduanya ?
3.     Apa Faktor – faktor terjadinya migrasi dan migrasi ?
4.     Bagaimna keadaan migrasi dan urbanisasi di kuala lumpur ?




C.   Pembahasan
Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota. Urbanisasi biasanya dilakukan oleh orang orang muda usia yang pergimencari pekerjaan di industry atau perusahaan yang jauh dari tempat dimana mereka berasal. Urbanisasi adalah masalah yang cukup serius bagi kita semua. 

Persebaran penduduk yang tidak merata antara desa dengan kota akan menimbulkan berbagai permasalahan kehidupan sosial kemasyarakatan. Jumlah peningkatan penduduk kota yang signifikan tanpa didukung dan diimbangi dengan jumlah lapangan pekerjaan, fasilitas umum, aparat penegak hukum, perumahan, penyediaan pangan, dan lain sebagainya tentu adalah suatu masalah yang harus segera dicarikan jalan keluarnya.

Migrasi adalah peristiwa berpindahnya suatu organisme dari suatu bioma ke bioma lainnya maksudnya penghijrahan sekumpulan manusia dari satu negara ke satu negara yang lain untuk meningkatkan taraf hidup dan ekonomi mereka. Sebagai contohnya pada tahun ke-5 kerasulan, Nabi Muhammad S.A.W dan para sahabat telah melakukan proses penghijrahan atau migrasi dari Mekah ke Madinah untuk mempertahankan akidah dan agama Islam.

Dalam banyak kasus, organisme bermigrasi untuk mencari sumber-cadangan-makanan yang baru untuk menghindari kelangkaan makanan yang mungkin terjadi karena datangnya musim dingin atau karena overpopulasi.

proses migrasi dalam sesebuah negara, jelas menunjukkan bahawa negara tersebut sedang membangun dengan begitu pesat. Namun ia bukanlah satu hal yang dapat dibanggakan. Kemasukan pendatang asing sememangnya diperlukan oleh negara ini yang ketika itu dalam proses peralihan pergantungan ekonomi daripada sektor pertanian kepada sektor perindustrian dan perkhidmatan.

Dalam era mencapai wawasan 2020 ini, pergantungan kepada buruh asing kursusnya dalam bidang pembinaan, perladangan dan perkilangan harus dibendung dengan segera. Sudah sampai masanya rakyat negara ini mencontohi warga asing ini yang rajin dan tekun bekerja walaupun bukan untuk negara sendiri. Sebenarnya banyak faktor telah memainkan peranan dalam terjadinya proses migrasi ini.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhtmisZMdg2ZToN2u_xoAly0w9yeGVGmh9eHz3iVs40YKuBCKr2NVsI1LATh5X1EJCsy-rkY7LbeKXxVdDztBlq29vFgiOVdMExrX6WEN_DM8-V08q9fANc43PnLMPI-jyTyNnEP3albnk/s1600/images.jpeg

• Faktor ekonomi
Faktor ekonomi merupakan faktor utama yang meyumbang kepada berlakunya proses migrasi ini. Kedudukan ekonomi yang mantap dan kukuh menyebabkan wujudnya banyak sektor-sektor pertanian, pembinaan dan perkilangan, sekaligus membuka peluang kepada rakyat sesebuah negara termasuk juga golongan pendatang yang datang khususnya untuk mencari rezeki di negara orang.

• Taraf ekonomi yang rendah di negara sendiri.
Bagi negara Malaysia khususnya, kemakmuran ekonomi seringkali dijadikan alasan untuk menjelaskan mengapa negara ini menarik perhatian ramai rakyat Indonesia dan Bangladesh malah termasuk juga negara-negara yang mengalami taraf ekonomi yang gawat.

• Faktor sosiobudaya
Sebenarnya faktor sosiobudaya juga memainkan peranan utama menyebabkan pendatang Indonesia semakin bertambah dari hari ke hari ke negara kita. Bahkan boleh dikatakan faktor sosiobudaya ini memainkan peranan yang sama pentingnya dengan faktor ekonomi, mennjadi daya tarikan kepada pendatang Indonesia ini.

• Faktor kestabilan politik
Kestabilan politik sesebuah negara memainkan peranan yang penting dan berkait rapat dengan ekonomi negara dan proses migrasi antarabangsa. Sebuah negara yang aman dan makmur secara tidak langsung dapat mengelakkan berlakunya migrasi penduduk negara tersebut ke negara lain, sebaliknya menyebabkan penduduk negara lain berhijrah ke negara tersebut.


Faktor Pendorong dan Penarik Migrasi
Pada dasarnya ada dua pengelompokan faktor-faktor yang menyebabkan seseorang melakukan migrasi, yaitu faktor pendorong (push factor) dan faktor penarik (pull factor).

Faktor-faktor pendorong (push factor) antara lain adalah:
  • Makin berkurangnya sumber-sumber kehidupan seperti menurunnya daya dukung lingkungan, menurunnya permintaan atas barang-barang tertentu yang bahan bakunya makin susah diperoleh seperti hasil tambang, kayu, atau bahan dari pertanian.
  • Menyempitnya lapangan pekerjaan di tempat asal (misalnya tanah untuk pertanian di wilayah perdesaan yang makin menyempit).
  • Adanya tekanan-tekanan seperti politik, agama, dan suku, sehingga mengganggu hak asasi penduduk di daerah asal.
  • Alasan pendidikan, pekerjaan atau perkawinan.
  • Bencana alam seperti banjir, kebakaran, gempa bumi, tsunami, musim kemarau panjang atau adanya wabah penyakit.
Faktor-faktor penarik (pull factor) antara lain adalah:
  • Adanya harapan akan memperoleh kesempatan untuk memperbaikan taraf hidup.
  • Adanya kesempatan untuk memperoleh pendidikan yang lebih baik.
  • Keadaan lingkungan dan keadaan hidup yang menyenangkan, misalnya iklim, perumahan, sekolah dan fasilitas-fasilitas publik lainnya.
  • Adanya aktivitas-aktivitas di kota besar, tempat-tempat hiburan, pusat kebudayaan sebagai daya tarik bagi orang-orang daerah lain untuk bermukim di kota besar.
Proses urbanisasi sangat terkait mobilitas maupun migrasi penduduk. Ada sedikit perbedaan antara mobilitas dan migrasi penduduk. Mobilitas penduduk didefinisikan sebagai perpindahan penduduk yang melewati batas administratif tingkat II, namun tidak berniat menetap di daerah yang baru. 

Urbanisasi dan Migrasi Sedangkan migrasi didefinisikan sebagai perpindahan penduduk yang melewati batas administratif tingkat II dan sekaligus berniat menetap di daerah yang baru tersebut. Di dalam pelaksanaan perhitungannya, data yang ada sampai saat ini baru merupakan data migrasi penduduk dan bukan data mobilitas penduduk. Di samping itu, data migrasi pun baru mencakup batasan daerah tingkat I.

Dengan demikian, seseorang dikategorikan sebagai migran seumur hidup jika propinsi tempat tinggal orang tersebut sekarang ini, berbeda dengan propinsi dimana yang bersangkutan dilahirkan. Selain itu seseorang dikategorikan sebagai migran risen jika propinsi tempat tinggal sekarang berbeda dengan propinsi tempat tinggalnya lima tahun yang lalu.

Oleh karena itu, pemerintah di samping mengembangkan kebijaksanaan pengarahan persebaran dan mobilitas penduduk, termasuk di dalamnya urbanisasi, juga berkewajiban menyempurnakan sistem pencatatan mobilitas dan migrasi penduduk agar kondisi data yang ada lebih sesuai kondisi di lapangan. Terutama bila diperlukan untuk perumusan suatu kebijakan kependudukan.

Tingakat migrasi dan urbanisasi di suatu kota terkait dengan keaadan migrasi dan urbanisasi  di negara tempat kota tersebut.

Malaysia adalah negara federal yang memiliki sistem monarki pemerintahan. Ini terdiri dari 13 negara besar dan 3 wilayah federal yang berbeda. Luas wilayahnya sekitar 329.847 kilometer persegi. Tanah Malaysia dibagi menjadi dua bagian, yaitu Malaysia Borneo dan Semenanjung Malaysia, antara yang Laut Cina Selatan mengalir.

Malaysia berbatasan Brunei, Thailand, dan Indonesia. laut yang berbatasan dengan Singapura, Vietnam dan Filipina. Kuala Lumpur adalah ibu kota Malaysia.
Malaysia Penduduk 2014

Populasi saat ini Malaysia di total 30.267.367, sedikit meningkat dari estimasi 2013 untuk 29.791.949. Dari jumlah ini, 50,7% (atau 15.345.555) adalah penduduk laki-laki, dan 49,3% sisanya (yang 14921811) adalah penduduk perempuan. Tahun lalu, jumlah kelahiran yang terjadi di Malaysia adalah 330.910 sedangkan kematian dicatat di 77.390.
Sejarah Penduduk Malaysia

Selama tahun 1960 penduduk Malaysia tercatat menjadi 8.160.000, yang secara bertahap meningkat menjadi 10,91 juta pada tahun 1970. Pada tahun 1980 populasi Malaysia meningkat menjadi 13.830.000, setelah kenaikan drastis terjadi dan penduduk mencapai 20,21 juta pada tahun 1994. Akhirnya, tingkat populasi adalah 28.860.000 pada tahun 2011.
Harapan Malaysia Hidup

harapan hidup di Malaysia menunjukkan peningkatan dramatis dalam tahun 1960-2011 karena tumbuh dari rata-rata 59,42 tahun untuk 74,26 tahun masing-masing.

Harapan hidup di Malaysia adalah 59,42 tahun pada tahun 1960, mencapai 63,94 tahun pada tahun 1970, kemudian 67,40 tahun pada tahun 1980, dan akhirnya mencapai 70,06 tahun pada tahun 1990. Pada tahun 2000 statistik menunjukkan harapan hidup rata-rata menjadi 72,14 tahun, dan sekarang pada tahun 2013 itu telah mencapai 74,04 tahun dengan harapan hidup laki-laki di 71.28 tahun dan harapan hidup perempuan di 76,99 tahun.
demografi

Populasi Malaysia adalah 28.334.135 menurut sensus 2010. Hal ini membuat Malaysia yang ke-42 negara terpadat di dunia. Malaysia terdiri dari orang-orang yang berbeda budaya dan agama. Hanya 50,4 persen dari populasi adalah Melayu, dan sisanya adalah Bumiputera, Muslim, dll, termasuk mayoritas dan minoritas.

kebangsaan Malaysia hanya diberikan kepada anak yang orang tuanya baik Malaysia. kewarganegaraan ganda di Malaysia tidak diperbolehkan.

Tingkat kematian bayi pada tahun 2009 adalah 6 kematian per 1000, dan harapan hidup saat lahir pada tahun 2009 adalah 75 tahun di Malaysia. Lima persen dari anggaran pembangunan sektor sosial pemerintah dihabiskan untuk perawatan kesehatan untuk mengembangkan Malaysia menjadi tujuan wisata medis. Peninsular Malaysia memiliki populasi perkotaan 70%. Daerah ini terdiri dari 28 juta warga Malaysia, dan penduduk sebagian besar terkonsentrasi di sini. Kuala Lampur adalah ibukota dan juga pusat kegiatan keuangan dan komersial. Sebuah kota bernama Putrajaya dibangun di Malaysia untuk menormalkan pertumbuhan populasi di Kuala Lumpur dan sekarang kursi pemerintahan.

Malaysia diperkirakan memiliki lebih dari 3 juta pekerja migran karena kenaikan industri padat karya. Diperkirakan oleh LSM berbasis Sabah yang keluar dari mereka 3 juta pekerja migran, 2 juta migran ilegal.

Pengungsi dan pencari suaka juga ditemukan hidup di Malaysia, sehingga para pejabat Malaysia yang bekerja di menegakkan hukum imigrasi.

  Urbanisasi di Malaysia

periode antara tahun 1970 dan 2004, Malaysia telah mengalami peningkatan lebih dari lima kali lipat dalam jumlah penduduk kota 2.960.000-16.440.000. Tingkat urbanisasi demikian telah meningkat dari 28,4 persen menjadi 64,4 persen pada periode yang sama (DOS 2005a: 27).

Tiga komponen pertumbuhan perkotaan peningkatan alami, migrasi desa-kota, dan reklasifikasi daerah pedesaan dan aglomerasi daerah built-up. Laju pertumbuhan penduduk perkotaan sudah jauh lebih tinggi daripada peningkatan alami dan pertumbuhan penduduk pedesaan. Ini berarti bahwa telah terjadi masuknya besar migran dari daerah pedesaan. Migrasi menyumbang sekitar 40 persen dari pertumbuhan perkotaan di negara bagian Selangor dan pusat pertumbuhan yang dinamis dari ibukota Federal, Kuala Lumpur. Di negara bagian Johor terletak di ujung selatan Semenanjung Malaysia, masuknya migran berkontribusi 28,5 persen dari pertumbuhan penduduk perkotaan pada tahun 1991 dan 51,5 persen pada tahun 2000.

Studi yang dilakukan oleh Departemen Statistik (2004) dan Tey (2005) menunjukkan bahwa migrasi desa-kota menyumbang sekitar 30 persen dari pertumbuhan penduduk perkotaan di tahun 1970-an, 1980-an, 1990-an hingga awal 2000-an. Sebuah survei tahun 2003 menunjukkan bahwa 865.980 orang adalah pendatang di antara total penduduk 24.370.000 (DOS 2004a: 53).

Regional, Semenanjung Malaysia lebih urbanisasi dari Sabah dan Sarawak.5 Tingkat urbanisasi di semenanjung meningkat dari 27 persen pada saat kemerdekaan untuk 65 persen pada tahun 2000. Sabah dan Sarawak juga telah mengalami tingkat yang cukup mengesankan urbanisasi, dari sekitar 16 persen pada tahun 1970 untuk dekat dengan 50 persen pada tahun 2000. di tingkat negara, statistik terbaru tahun 2000 menunjukkan bahwa urbanisasi adalah yang paling umum di Kuala Lumpur (100 persen), Selangor (88 persen), Pulau Pinang (80 persen) dan Johor (64 persen) (DOS 2004b: 31-35).

Populasi Kuala Lumpur meningkat dari sekitar 450.000 pada tahun 1970 menjadi sekitar 1,5 juta pada tahun 2005. Itu dari negara yang berdampingan Selangor mencatat pertumbuhan lebih cepat dari sekitar seperempat juta untuk dekat dengan 4,7 juta (DOS 2005b: 3). Kedua lokasi adalah yang pertama mengalami pertumbuhan pinggiran kota pada 1970-an dan terus berlanjut sejak saat itu. Namun, tidak seperti beberapa negara Asia Tenggara, urbanisasi di Malaysia belum melahirkan sebuah kota mega semua dominan di liga dari Jakarta atau Bangkok.

Di antara tujuan untuk di-migran, yang paling populer adalah Lembah Klang di Selangor dan di mana Kuala Lumpur terletak. 6 Berdampingan dengan pusat komersial dan administrasi ibukota muncul pusat-pusat perkotaan yang juga rumah daerah industri dan perumahan besar negara. Faktor-faktor ini telah dikombinasikan untuk menarik calon pemuda untuk mencari pekerjaan dan prospek di wilayah tengah ini (Zhang 2006c: 202-204).
Gerakan ke pusat-pusat perkotaan utama dari Klang Valley, Johor Bahru (ibukota Johor), Penang dan Melaka, setengah berasal dari kota-kota kecil dan daerah pedesaan. Gerakan-gerakan ini telah memungkinkan lebih terdidik untuk mengambil pekerjaan yang lebih menguntungkan di sektor modern ekonomi di kota-kota besar. Menurut survei saya sendiri pada tahun 2005, persentase yang tinggi dari diwawancarai Cina dan Melayu memiliki ijazah perguruan tinggi dan lulusan universitas (Tabel 1).



Meskipun migran Cina dan Melayu untuk daerah perkotaan mungkin berasal dari semua bagian negara, pengaruh kedekatan fisik terbukti sebagai mayoritas cenderung bergerak dalam dari negara-negara yang berdampingan. Misalnya, lebih dari sepertiga dari para migran ke Selangor adalah mereka yang telah pindah dari ibukota federal, dan 17 persen lainnya berasal dari negara yang berdampingan Perak. Di Johor Bahru di selatan, 41,5 persen dari di-migran berasal dari kabupaten sekitarnya dari negara itu sendiri.










D.   Kesimpulan

Berdasarkan sumber Departemen Statistik dan asumsi yang dibuat dari jumlah unit perumahan di Kuala Lumpur, diperkirakan penduduk Kuala Lumpur pada tahun 2000 adalah sebanyak 1.42 juta orang. PSKL 1984 telah memproyeksikan jumlah penduduk Kuala Lumpur pada tahun 2000 sebanyak 2,2 juta orang dengan pekerjaan sebanyak 1,4 juta.
Jumlah penduduk dan pekerjaan masih belum berkembang dengan cepat sebagaimana yang diproyeksikan dalam PSKL 1984. Namun, rasio mempekerjakan penduduk telah meningkat dari 46.9 persen pada tahun 1980 menjadi 59.0 persen pada tahun 2000.
Jumlah penduduk di Pusat Kota telah merosot dari 156,980 orang pada tahun 1980 menjadi 128,720 orang pada tahun 2000. Dalam periode yang sama, persentase jumlah penduduk Kuala Lumpur yang tinggal di Pusat Kota dibandingkan dengan penduduk Kuala Lumpur secara keseluruhan telah menurun dari 17,1 persen pada 9,0 persen. Ini telah mempengaruhi optimisasi investasi infrastruktur yang telah dibangun dua dekade yang lalu.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar